Monday, June 28, 2010

Flight to Yaman




Sepetang di KLIA menghantar akhi Izzat ke Yaman. 



Makan buat kali terakhir di Malaysia. Mahal jgn cakap la...


Pandang kiri, pandang kanan, nasi kandaq tak dak ka?


Harga taraf KLIA


Check-in


Yemenia Airlines - IY 0863 via Jakarta n Dubai
ETD : 17:05 (KUL)
ETA : 03:30 (SANAA)

 
Izat : Ish...ni awat pi Ghaza plak?
Syed : Ni nama hang la Yop!
Izat : Oooo....Ingat nk pi Gaza tadi...seriau cheq  :)





Chief The Mission memberikan passport dan tiket masing2


Taklimat dari Chief The Mission, the do & dont's dalam flight.
Briefing tentang suasana dan cuaca di Yaman


Sessi gambar bersama keluarga
Izzat, mak, adik, along, ayah.


Pak Anjang : Ni Pak Anjang nak habaq kat hang ni, 
blajaq betoi2, jgn dok main apa nama tu,,,Fesbook ajer! 
Izzat : ngee~


Suasana sedih dan pilu bilamana mak ayah, sanak saudara dan sahabat handai memberikan pelukan perpisahan kepada bakal Huffaz dan Hafizah

Mak : Separuh jiwaku pergi, jaga diri baik2 nak....dirantau org....


 



 

 
Dalam tawa dan senyum itu, ada sendu yang zahirnya tak terucap

 
bye-bye semua....




 
 Aerotrain dari Main Terminal Building to Satelite Building















Friday, June 11, 2010

Tetamu Senja

Aku melihat senja yang damai....




Tetamu Senja


Kita datang ini hanya sebagai tetamu senja


Bila cukup detik kembalilah


Kita kepadaNYA


Kita datang ini kosong tangan dada


Bila pulang nanti bawa dosa bawa pahala




Pada tetamu yang datang dan


Kenal jalan pulang


Bawalah bakti mesra kepada


Tuhan kepada Insan


Pada tetamu yang datang


Dan lupa jalan pulang


Usahlah derhaka pula


Pada Tuhan kepada insan




Bila kita lihat manusia lupa tempat


Atau segera sesat puja darjat


Puja pangkat


Segera kita insaf kita ini punya kiblat


Segera kita ingat kita ini punya tekad




Bila kita lihat manusia terbiar larat


Hingga mesti merempat ke laut biru


Ke kuning darat


Harus kita lekas sedar penuh pada tugas


Harus kita tegas sembah


Seluruh rasa belas




Kita datang ini satu roh satu jasad


Bila pulang nanti bawa bakti padat berkat


Kita datang ini satu roh satu jasad


Bila pulang nanti bawa bakti padat berkat




~ A. Samad Said ~






Monday, June 7, 2010

ANDAI GAZA DIDEPAN RUMAHMU...

ANDAI GAZA DIDEPAN RUMAHMU...APA YANG KALIAN AKAN PERBUAT?









Apa yang biasanya kau temui di depan rumahmu ketika bangun dari tidur?
Apa yang biasa kau lihat?
Apa yang biasa kau hirup?
Apa yang biasa kau rasakan?
Tatkala setelah kau bangun dari tidurmu dan kau buka pintu rumahmu?


Pernahkah kau bayangkan, ketika kau buka matamu, yang biasa kau temui di pagi harimu, segalanya menjadi jauh berbeza?

Ketika kau membuka mata.
Ada pemandangan yang tak pernah kau kira.
Ketika kau membuka mata.
Ada Gaza didepan rumahmu.


***

Andai
Gaza di depan rumahmu.
Apa yang akan kau akan lakukan Saudaraku?

Tak perlu kau tanyakan bagaimana bisa.
Meskipun cuma seandainya, tak ada hal yang tak mungkin bagi-Nya.
Cukup bayangkan saja...


Ketika pagi, kau buka matamu.
Kau hairan, kenapa tak ada suara azan terdengar?
Tiba tiba ada suara-suara menggelegar?

Lalu kau bergegas menuju pintu rumahmu.
Kau buka, lalu seketika tak percaya.

***

Kegelapan yang biasa kau lihat, kini telah diterangi cahaya ledakan yang berkilat-kilat.
Silau!
Seolah-oleh retinamu tertusuk!
Kerna masih terbawa ngantuk!

Segarnya udara pagi yang murni dan belum tercemari, kini berganti dengan tajamnya bau belerang yang menusuk paru-paru.
Tak ada lagi udara yang menyegarkan seluruh tubuhmu.
Melainkan belerang panas dalam setiap hirupanmu.

Hawa dingin yang biasa menyengat hingga memaksamu mengenakan jaket panas, kini dipanasi oleh puluhan ledakan yang berasap.

Ketika kau mulai hairan,
Ketika itu pula kau bertanya-tanya :-

“Apa yang harus kulakukan?
Ini asli! Ini real! Ini benar benar terjadi!
Bukan berita yang setiap hari kulihat di TV!” ujarmu.

***

Kemarin, beberapa hari sebelum hari ini...

Khabar dan berita, tiap hari kau saksikan dan kau baca.
Hampir tiap hari pula, disampaikan kepadamu oleh mereka, berita tentang Palestina serta konfliknya di Jalur Gaza.
Lalu, setelah mendengar dan atau melihatnya dengan mata kepala (melalui layar kaca), kau diam serta tak berbuat apa-apa selain doa.



“Masih banyak urusanku yang lain” jawabmu.
Pendidikan katamu.
Jika kau seorang pelajar. “Aku harus menuntut ilmu, menggali kemudian mengkaryakannya agar berguna bagi negaraku”.
Begitu jawabmu.


"Mencari nafkah" katamu.
Jika kau seorang ketua rumah tangga. Aku harus menghidupi keluargaku dengan cucuran keringatku.
Aku memiliki nyawa-nyawa lain yang bergantung dan menjadi tanggung jawabku”.
Begitu jawabmu yang lain.


Serta berbagai jawapan lain yang senada.
Jawapan dari orang-orang yang termasuk dalam golongan realitinya yang tak suka taking a risk!!!.

***

Itu kelmarin.
Kini segalanya telah lain.
Kau tak mampu berkata “maaf atau tidak” kepada seruan dan ajakan yang mengulurkan tangannya, Memintamu menyambutnya dan menyerahkan diri secara sukarela dengan niat tulus dan lurus, menjadi mujahid Allah Ta’ala.


Tak perlu lagi dalam-dalam meraba poket mu untuk transportasi.
Kini segalanya ada di depan matamu.
Lapangan jihad melawan Zonis terlaknat.


Di depan matamu, kau saksikan mortar berjatuhan.
Di sekelilingmu, kau dengar ledakan senapang, serta suara rentetan senapang yang membingitkan.

Ini bukan layar kaca!
Segalanya nyata!
Mayat yang tak lengkap lagi organ di tubuhnya berserakan di mana-mana.
Tua-muda, kecil-dewasa, pria-wanita, semua menjadi korbannya.

Lautan darah di sepanjang kau memandang.
“Kenapa tak hanyir?
Kenapa tak hamis?
Sebaliknya, harum...
Inikah syahid?”
begitu fikirmu.


Tiba-tiba sebuah bom dijatuhkan di dekatmu.
Suaranya memecahkan lamunanmu.
Ledakannya mementalkan tubuhmu.
Kau bangun, tubuh dan seluruh persendianmu terasa ngilu.
Kau melihat rumahmu, kini telah menjadi abu.
Lalu kau sedari, tak ada waktu untuk termangu.
Keputusan harus dibuat secepat kilat.
Jihad.
Atau habis riwayat!!!

***

Andai
Gaza di depan rumahmu...
Akankah kau terlalu sayang akan nyawamu?
Bersembunyi di sudut redup, karena percaya kata logika, jika berontak, tak ada harapan hidup.

Andai
Gaza di depan rumahmu...
Atau akankah kau pungut senapan di dekatmu.
Berdiri.
Mengumpulkan keberanian, berlari ke depan.
Bergabung bersama para mujahid yang telah siap bahkan mencari Syahid.

Bukan menghantarkan nyawamu.
Tapi memberikan perlawanan.
Karena itu kewajiban.

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. yaitu orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar.”
(Q.S. al-Hajj : 39-40)

Bukan pula karena panggilan.
Tapi keperluan.
Karena Gaza tak pernah memerlukanmu.
Tapi kau lah yang memerlukan Tuhanmu.


“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”
(Q.S. at-Taubah : 111)

***

Maka, ketika dihadapkan dalam kondisi demikian, apakah kau akan bersyukur?
Bergembira karena dapat menjadi Mujahid-Nya.

Ataukah justru kau bersyukur karena sekarang kau tak berada dalam keadaan dimana nyawa menjadi taruhan?

“Hai manusia sekalian!
Janganlah kamu mengharapkan pertemuan dengan musuh dan mohonlah kesihatan kepada Allah.
Namun apabila kamu bertemu dengan mereka, maka bersabarlah”

(H.R. Muslim)

Jika kau adalah golongan yang pertama, jika rumahmu bukanlah di Gaza atau Palestina.
Kau ingin, tapi karena hambatan beberapa hal ‘teknikal’, hingga tak memungkinkanmu pergi kesana.
Janganlah berduka.


Ketahuilah...
Hampir semua ayat berjihad, selalu diikuti kata “... dengan harta, dan jiwa mereka...”

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.”
(Q.S. at-Taubah :20)


Karena "GAZA" yang lain, ada di depan matamu.
Di dalam dirimu.
Ia berbentuk "NAFSU"





**Credit to Era Muslim**
http://www.eramuslim.com/oase-iman/widhi-satya-andai-gaza-di-depan-rumahmu.htm

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails